SURGANYA MALUKU - ORA BEACH
Hai gays kali ini perjalanan saya dan 5 orang teman saya menuju tempat yang katanya surganya Maluku yaitu Pantai Ora (Ora Beach) yang terletak di desa Saleman, Seram Bagian Utara (SBU) - Maluku
Minggu, 22 Februari 2015
Perkenalkan nama saya ano dan 4 orang teman saya (isma, faried, santos & afandi) kami memulai perjalanan kami pada pukul 13.00 menuju Dermaga Fery Hunimua yang terletak Desa Liang yang juga tidak jauh dari Pantai Liang (salah satu tempat wisata yang cukup terkenal di Ambon) memerlukan waktu 45 menit dari Ambon sampai kesini, kami menggunakan mobil panther milik teman saya faried yang katanya mobil ini baru di perbaiki, semoga tidak terjadi apa-apa ya haha. Kami melanjutkan perjalanan menggunakan jalur laut yaitu menggunakan Fery dari Dermaga Fery Hunimua sampai Dermaga Fery Waipirit memerlukan waktu 1 jam dan 30 menit. Setelah sampai di wipirit kami melanjutkan perjalanan menuju Masohi (ibu kotanya Maluku Tengah) namun sebelum itu kami singgah di salah satu perbelanjaan di Gemba (salah satu desa yang ada di seram yang rata-rata masyarakatnya berdarah jawa) untuk membeli keperluan selama perjalanan dan bekal nantinya ketika sampai ke tujuan kita. Perjalanan menuju Masohi membutuhkan waktu 2 jam. Akhirnya kita sampai di Masohi malam hari, disana kami bertemu teman yang bertugas di Masohi dan dia bakal ikut bersama kami menuju ora. Panggil saja namanya pati, malam itu kami semua kelaparan dan singgah sebentar makan nasi goreng setelah itu kami cari penginapan yang lumayan murah Rp 85.000/kamar dan malam itu kami pakai 2 kamar karena jumlah kami lumayan banyak. Kebetulan karena ini pertama kali saya menginjakan kaki di Masohi maka malam itu saya putuskan tidak mengikuti teman-teman lain untuk istirahat, saya meminta pati untuk mengajak saya sekadar keliling-keliling dan foto-foto di Masohi seperti di jalan protokolnya, Masjid Raya Masohi & icon tulisan Masohi. Setelah itu saya kembali ke penginapan dan istirahat.
Senin, 23 Februari 2015
Jam 06.00 kami sudah siap menuju ora namun teman kami pati masih dalam proses packing kami putuskan untuk sarapan nasi kuning terlebih dahulu di salah satu rumah makan yang berada di dalam terminal Masohi. Kami melanjutkan perjalanan tepat jam 7 pagi, perjalanan menuju Masohi - Ora sekitar 2 jam, dari Masohi kami berbalik arah menuju Desa Waipia sekitar 20 menit dari situ kami menuju jalur ke ora. Perjalanan menuju ora lumayan ekstrim karena naik dan turun gunung begitu seterusnya, kami sempat salah jalan sampai ke desa Paa yang membutuhkan waktu 30 menit dari jalan menuju desa Saleman, untung kami masih sempat bertanya ke salah satu warga sehingga blm terlalu jauh dari tujuan kami, akhirnya kami putar balik menuju desa Saleman. Finally kami sampai di desa Saleman sekitar jam 11 dan wow kami disuguhkan pemandangan pantai ora dari jarak jauh. Kami melanjutkan perjalanan dari desa Saleman menuju resort ora beach menggunakan ketinting (perahu motor kecil) sekitar 15 menit, untuk harga ketinting pulang pergi Rp 300.000, untuk di pakai pulang pergi dan jalan-jalan ke tempat wisata lain Rp 700.000 namun kami di kasih diskon jadi hanya Rp 600.000, lumayan beruntung setelah tersesat tadi haha. Sepanjang perjalanan dengan ketinting kami disuguhkan dengan pemandangan yang sangat menakjubkan, kami melakukan sesi foto-foto dan merekam perjalanan kami dengan ketinting. 15 menit berlalu kami sampai ke Resort Ora Beach, kami check in dan memakai 1 rumah panggung di atas laut dengan 3 kamar yang harganya Rp 2 juta/malam, harga segini untuk pemandangan nan indah ini kami rela. Setelah itu kami masukan barang-barang ke penginapan tanpa berlama waktu kami langsung berkeliling dengan ketinting. Tujuan pertama kami yaitu Tebing Batu, salah satu tempat wisata lain yg sangat indah dengan deretan tebing batu yang menawan, jaraknya 10 menit dari resort. Disini kami mandi air laut, dan sesi foto-foto yang tak bisa terelakkan lagi. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata lain yaitu Air Belanda, air ini payau yaitu campuran air laut dan air tawar dan sangat dingin, tapi sayang kami tidak bisa mandi karena banyak warga yang menggunakannya untuk mencuci pakaian. Terpaksa kami balik ke resort karena cuaca yang kurang bersahabat, tidak beberapa lama setelah sampai di resort, hujan pun turun dan pemandangan menakjubkan lain yg di suguhan ora beach yaitu seperti warna pelangi di antara kabut dan butiran air hujan, betapa indahnya alam ini. Sore hari kami lanjut dengan berenang dan menyelam dengan menggunakan alat seadanya yaitu hanya kaca mata renang, walau begitu dasar laut yang dalamnya sekitar 3-5 meter itu dapat terlihat jelas karena air lautnya yang sangat jernih, betapa kami semua terpukau dengan beragam terumbu karang yang bercorak dan makhluk hidup lainnya yang ada di dalam laut pantai ora. Tak terasa hampir malam kami semua siap bersih-bersih kemudian makan malam. Di malam hari pantai ora begitu tenang yang terdengar hanya gemuruh ombak tepi pantai dan rasanya sangat nyaman, kami bersantai dan saling bercerita pendapat masing-masing tentang pantai ora. Namun saya memisahkan diri dari teman-teman karena saya melihat penjaga resort lagi asyik memancing walaupun saya tidak ikut memancing akhirnya saya menemani penjaga itu memancing sambil bercakap-cakap. Setelah malam mulai larut kami semua masuk ke penginapan dan istirahat.
Selasa, 24 Februari 2015
Pagi itu sekitar jam 04.00 saya bangun hanya untuk menikmati udara dan suasana pantai ora, yang di sayangkan karena disini kami susah melihat sunset dan sunrise karena posisi barat dan timur yang terhalang oleh gunung, kalau ada sunrise dan sunset pasti alangkah sempurnalah tempat ini. Subuh berlalu dan matahari mulai menampakkan diri, kami semua tidak mau ketinggalan, sesi foto-foto pun berlanjut sampai jam 08.00. Ternyata hari ini teman kami, pacarnya teman kami juga bernama isma ulang tahun, Happy Birthday isma kami semua mengucapkan selamat kepada isma dan isma kami ceburkan dalam air laut, sekalian isma belajar berenang haha. Tidak lama kami semua sipa-siap untuk kembali. Tepat jam 10.00 kami check out, kami balik juga menggunakan ketinting dan seperti biasa sesi foto-foto dan merekam perjalanan pulang pun berlangsung sampai di desa Saleman. Sampai di desa Saleman kami lanjutkan perjalanan balik namun baru jalan tidak jauh tepat di pertigaan antara jalur menuju Saleman dan bula, ternyata ada masalah pada mobil kami yaitu ban mobil kiri belakang pecah dan air radiator mesin habis sehingga menimbulkan panas pada mesin mobil. Kami meminta tolong kepada pengendara yang lewat, untungnya kami bertemu dengan warga daerah situ yang mau membantu kami hampir 2 jam, setelah ban mobil sudah di ganti kami melanjutkan perjalanan. Sudah sekitar 1 jam perjalanan namun ban yang baru kami ganti pecah lagi, betapa sialnya kami hari itu mana kami juga belum makan dari pagi, untungnya mobil yang menolong kami mengikuti kami dari belakang sehingga sekali lagi mereka menolong kami, betapa beruntungnya kami di atas kesialan kami. 1 jam berlalu akhiranya ban mobil telah selesai dan kami melanjutkan perjalanan menuju Masohi. Sampai di Masohi ternyata teman kami isma yang berulang tahun mentraktir kami Makan Ikan bakar di salah satu rumah makan ikan bakar yang terkenal di Masohi. Setelah makan, kami mengantar teman kami bernama pati kembali ke tempat tinggalnya dan kami berlima melanjutkan perjalanan menuju Dermaga Fery Waipirit. Untung kami sampai di dermaga belum terlambat karena masih ada 1 Fery terakhir yang akan beroperasi. Dalam Fery saya, faried, isma, afandi saling berbagi tentang masalah pekerjaan sedangkan teman kami santos saking lelahnya dia tidur pulas. 1 jam 30 menit berlalu akhirnya kami sampai di Dermaga Fery Hunimua dan melanjutkan perjalanan menuju Ambon. Tepat jam 11.30 saya sampai kerumah dan langsung istirahat.
Keren kan gays, selama beberapa hari di manjakan dengan suasana alam yang sangat menakjubkan, semoga saya bisa kembali ke sini ke Surganya orang Maluku yaitu Ora Beach, Aamiin :)
Terimakasih
"WELCOME TO ORA BEACH, SAYA SUDAH KESINI KAMU KAPAN? "
Best Regard
Anwar Bali (@anoo_13)