TIMBA LAOR - TIMBA ULI
Selamat beraktifitas
teman-teman, kali ini saya mau jadi koki dadakan ala masakan khas Banda dengan
menu utama yang sudah familiar di Maluku yaitu Laor. Namun sebelum kita
membahas tentang makanan sebaiknya kita harus tau bagaimana Laor ini
didapatkan, nah mengenai cara mendapatkan Laor ini ada kebiasan masyarakat yang
di sebut Timba Laor, di Banda Sering dikenal dengan Timba Uli.
Laor adalah sebutan untuk
cacing laut yang biasa dikonsumsi orang Maluku. Istilah ini mula-mula digunakan
orang Leitimor pulau Ambon, terutama orang-orang di semenanjung Nusaniwe. Di
Ternate disebut Wawo, sedangkan di Banda disebut Oelo (Uli), Di Hitu dan
Saparua disebut Melaten, Di Sumba biasa dibilang Nyale. Laor nama ilmiahnya
yaitu: Lysidice Oelo Horst. Horst adalah peneliti dalam ekspedisi siboga yang
pernah melalukan penelitian tentang laor. Laor biasa muncul bulan Maret / April
karena pengaruh siklus bulan dan matahari, pada tahun ini timba laor terjadi
pada tanggal 6 dan 7 April kemarin. Hewan ini biasa hidup di karang-karang,
jadi tempat yang paling baik saat timba laor yaitu diatas karang atau di laut
terbuka. Alat yang digunakan untuk timba laor biasanya siru-siru atau tango sedangkan
alat penerang berupa obor atau lampu petromaks. Laor sangat suka dengan cahaya,
dia hanya akan timbul ketika kita memberikan cahaya di atas permukaan air dan
laor juga tidak suka dengan suasana yang ribut, semakin sepi suasananya maka
laor yang timbul makin banyak. Menurut warga setempat sebaiknya kita membawa
wanita yang belum kawin karena laor sangat suka dengan gadis-gadis karena laor
akan muncul ke permukaan air pada musim kawin. Tempat-tempat yang biasa ramai
di Banda saat musim timba laor yaitu di Pantai Desa Waer, Pantai Desa Tanah
Rata, Pantai Desa Mangkobatu dan Pantai Desa Laut Taka. Laor sangat baik untuk
dikonsumsi karena memiliki kandungan protein kurang lebih 3x disbanding protein
ikan dan mengandung vitamin tertentu, misalnya vitamin B12 dan memiliki rasa
yang nikmat.
Setelah kita semua sudah tau bagaimana cara mendapatkan laor, sekarang kita akan membuatnya menjadi makanan yang sangat digemari di Banda.
Bahan:
- Laor/Uli, Kenari, Kelapa Parut, Bawang Merah, Bawang Putih, Cili Kecil, Halia, Lengkuas, Kuning, Belimbing Asam dan Minyak Goreng.
Cara
Pembuatan:
- Goreng kelapa parut dan kenari dalam wadah yang terpisah, untuk kenari harus dikupas terlebih dahulu kulitnya baru digoreng, digoreng jangan terlalu lama kurang lebih 10 menit dalam suhu yang panas.
- Kelapa parut dan kenari yang sudah digoreng tadi selanjutnya ditumbuk sampai halus dalam wadah yang terpisah juga, sampai adonan sedikit berminyak.
- Haluskan bawang merah, bawang putih, cili kecil, halia, lengkuas dan kuning, dihaluskan secara terpisah jangan di campur.
- Potong tipis belimbing asam berbentuk memanjang.
- Panaskan sedikit minyak goreng dalam kwali, kemudian campurkan bawang merah, bawang putih, cili kecil, halia, lengkuas dan kuning yang sudah halus sambil di aduk-aduk.
- Setelah semua tercampur dan mulai tercium aroma wangi kemudian campurkam belimbing asam yang sudah diiris, dicampur kemudian di masukan kelapa yang sudah halus, dicampur lagi sampai rata kemudian masukan kenari yang sudah halus dan diaduk sampai rata kembali.
- Setelah semua sudah tercampur rata masukan laor/uli kedalam campuran kemudian diaduk rata, lama proses masak tergantung jumlah yang dimasak, semakin banyak laor/uli yang dimasak maka akan semakin lama proses masaknya.
- Laor/uli ala Banda siap dihidangkan.
Menurut warga setempat laor/uli ini sangat cocok dimakan dengan sagu atau singkong rebus, Delicious............!!!!
Narasumber resep masakan by kaka Susi, Kaka piara dari Desa Dwiwarna Pondok
Banda, 9 April 2015
Best Regard
Anwar Bali (@anoo_13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar